Di sebuah desa terpencil, seorang ibu tinggal bersama putrinya yang cantik, namun berperilaku buruk. Sang putri sangat malas dan manja, menghabiskan waktu hanya untuk mempercantik diri sambil memaksa ibunya memenuhi semua keinginannya. Suatu hari, putri itu meminta ibu untuk membelikannya gaun baru. Meskipun tidak memiliki uang, ibu tersebut mengalah dan setuju untuk memenuhi permintaan itu.
Saat menuju pasar, sang putri dengan angkuh memerintahkan ibunya untuk berjalan di belakangnya, merasa malu jika orang lain melihat mereka bersama. Sepanjang perjalanan, sang putri terus menyebut ibunya sebagai pelayan ketika ditanya oleh orang lain, membuat sang ibu sangat sedih.
Ketika mendengar jawaban putrinya yang selalu merendahkan, sang ibu berdoa kepada Tuhan agar memberikan hukuman kepada putrinya yang tidak tahu berterima kasih. Tidak lama setelah itu, kaki putrinya mulai berubah menjadi batu, perlahan-lahan hingga seluruh tubuhnya. Sang putri panik dan meminta maaf kepada ibunya, tetapi sudah terlambat. Meskipun tubuhnya telah sepenuhnya berubah menjadi batu, air mata tetap terlihat di wajah batu tersebut, yang kemudian dikenal sebagai Batu Menangis.
Judul Cerita
Legenda Batu Menangis
Penulis
-
Ilustrator
-
Penerbit
-
Tahun Terbit
-
Bahasa
-
Umur Pembaca
-
Legenda Batu Menangis
Di sebuah desa terpencil, ada seorang ibu yang bertempat tinggal bersama putrinya. Sang putri tersebut sangat cantik, tapi dia memiliki perilaku yang buruk. Dia sangat malas untuk membantu pekerjaan ibunya. Setiap hari gadis itu hanya menghabiskan waktu dengan mempercantik diri dan mengagumi kecantikannya di cermin, sementara sang ibu harus bekerja keras mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan mereka. Selain bersifat malas, dia juga sangat manja. Dia selalu memaksa ibu tersebut untuk memenuhi setiap keinginannya. Tentu saja, situasi ini membuat sang ibu merasa sedih, tapi bagaimanapun juga dia masih mencintai putrinya.
Suatu hari, putri pemalas itu meminta sang ibu untuk membeli gaun baru untuknya. Pada awalnya, ibu itu menolak permintaan tersebut karena tidak mempunyai uang yang cukup. Namun dikarenakan paksaan, sang ibu pun bersedia untuk memenuhi permintaan putrinya. Kemudian ibu tersebut meminta sang putri untuk menemaninya ke pasar. "Baiklah, tapi aku tidak ingin berjalan di sampingmu. Ibu harus berjalan di belakangku, aku malu jika orang lain melihat" kata sang putri Meskipun sang ibu merasa sedih, dia selalu mematuhi permintaan putrinya. Kemudian merek pergi ke pasar untuk membeli gaun untuk putri tersebut. Selama perjalanan ke pasar, putri itu berjalan di depan sementara ibunya berjalan d belakangnya dengan membawa sebuah keranjang.
Meskipun mereka adalah ibu dan anak mereka terlihat sangat berbeda. Seolah-olah mereka tidak berasal dari keluarga yang sama Bahkan, mereka tampak seperti juragan dar pelayan. Mengapa terlihat seperti itu? Sang putri berpakaian indah dengan mengenakan gaun yang sangat bagus, sementara ibunya tampak tua dengan mengenakan pakaian yang sangat sederhana.
Dalam perjalanan ke pasar, seorang pria menyapa mereka. "Hei gadis cantik, apakah itu ibumu?" tanya pria itu. "Tentu saja bukan. Dia adalah pelayanku," kata putri tersebut. Sang ibu sedih mendengar jawaban itu. Tapi dia tetap diam meskipun hatinya menangis. Di sepanjang perjalanan, sang putri cantik terus ditanyai oleh orang-orang tentang ibunya. Tapi putri itu selalu mengatakan bahwa wanita tua yang sedang berjalan di belakang adalah pelayannya.
Akhirnya, sang ibu tidak tahan lagi mendengar jawaban yang selalu keluar dari mulut putrinya. Lalu dia berdoa kepada Tuhan "Tuhan, hukumlah anak tidak tahu berterima kasih ini," katanya. Segera kaki putri itu berubah menjadi batu. Perubahan itu terjadi perlahan-lahan dari kaki hingga kepala. Melihat kakinya yang sedang berubah menjadi batu, putri itu berteriak "ohhhh tidak! Apa yang terjadi dengan kakiku?" Dia berteriak. Lalu dia menangis dan menyadari bahwa dia telah melakukan sesuatu yang buruk terhadap ibunya. "Ibu! Maafkan aku. Maafkan aku!" Dia menangis panik. Putri itu terus menangis dan menangis, tapi sudah terlambat. Seluruh tubuh sang putri pun berubah menjadi batu, pada akhirnya. Sang ibu sedih melihat apa yang terjadi pada putrinya, tapi dia tidak bisa melakukan apa- apa lagi. Meskipun dia telah berubah menjadi batu sepenuhnya, orang-orang masih bisa melihat air matanya. Itulah sebabnya batu itu dinamakan Batu Menangis.
Komentar
Masukan dan saran sangat membantu untuk perkembangan website dan cerita kami.
Tambahkan Komentar
Komentar : 0