Cerita

Batu Saboh

Sinopsis

Di sebuah kampung yang disebut Binuo, diadakan pesta besar yang dihadiri oleh seluruh warga desa. Pesta tersebut meriah karena diselenggarakan oleh keluarga kaya dan terpandang. Semua orang, dari orang tua hingga anak-anak, bersuka cita dan menikmati hidangan yang berlimpah. Namun, seorang anak kecil yang tampak asing muncul di tengah keramaian dan meminta nasi kepada para tamu. Ia kembali beberapa kali, selalu mendapatkan makanan yang cukup untuk dirinya dan keluarganya yang miskin.

cover cerita
Judul Cerita Batu Saboh
Penulis -
Ilustrator -
Penerbit -
Tahun Terbit -
Bahasa -
Umur Pembaca -

Batu Saboh

Suatu hari di binuo diadakan pesta. Menurut adat dan kcpercayaan setempat, acara tersebut harus dihadiri oleh seluruh warga di kampung. Pesta itu begitu meriah karena keluarga yang menyelenggarakan pesta tersebut adalah orang yang sangat kaya raya dan terpandang di kampung itu. Semua masyarakat di kampung itu diundang untuk hadir dan menikmati hidangan sesuka hatinya. Seluruh masyarakat bersuka ria. Orang tua, muda dan anak-anak semua terlibat dalam acara pesta tersebut. Selain hidangan yang melimpah, pesta itu juga menyuguhi iringan musik. Di saat semua orang hanyut dalam pesta tersebut, tiba-tiba seorang anak kecil masuk di antara tamu-tamu itu. Anak kecil yang tampak asing. Mungkin karena ia jarang bergaul dengan penduduk binuo tersebut, sehingga ia tampak asing. Tapi tak menjadi masalah karena pesta ini memang diperuntukkan untuk seluruh rakyat. Anak kecil itu mcnghampiri salah satu orang yang sedang menikmati hidangan di acara pcsta, la tampak dekil dan kurus. “Aku sangat lapar, bolchkan aku mcminta sepiring nasi?” kata anak itu Lalu diambilkanlah si anak kecil sepiring nasi lengkap dengan lauk pauk yang tersedia. Tampak anak kecil menikmati hidangan tersebut. Setelah iłu ia mengucapkan terima kasih dan pamit untuk pulang. Selang beberapa saat tampak anak kecil yang sama datang dan menghampiri tamu semula. “Aku sangat lapar, bolchkan aku mcminta sepiring nasi?” kata anak itu Lalu diambilkanlah si anak kecil sepiring nasi lengkap dengan lauk pauk yang tersedia. Tampak anak kecil menikmati hidangan tersebut. Setelah itu ia mengucapkan terima kasih dan pamit untuk pulang. Selang beberapa saat ia kembali lagi dan seperti semula ia mendapatkan sepiring nasi lengkap dengan lauk pauk yang tersedia. Seusai makan ia dibekali nasi dan lauk pauk yang cukup banyak untuk dibawa pulang. Maka pulanglah ia. Suasana pesta masih meriah, semua hadirin semakin hanyut dengan suasana pesta tersebut. Tampak anak kecil yang tidak asing lagi datang kembali kc pcsta tersebut. Seperti semula ia pun minta sepiring nasi kepada orang yang sedari tadi memberikan dan melayani permintaannya. Dan ia mendapatkan yang ia minta. Rupanya beberapa orang yang hadir di acara tersebut memperhatikan gerak-gerik anak kecil itu dari awal. Mungkin mereka merasa aneh. Salah seorang menghampiri anak kecil tersebut dan bertanya. “Apakah kamu tidak merasa kenyang dengan makanan sebanyak itu yang kamu makan?” “Tidak, saya tidak merasa kenyang. Makanan ini sangat enak, karena baru pertama kali kami menikmati makanan seenak ini.” jawab anak kecil itu. “Kami? Siapakah kami yang kamu maksud” Orang itu kembali bertanya. “Ya, tadi scmpat membawa pulang scbagian makanan ini dan meberikan kcpada adik dan ibuku. Dan mereka sangat mcnikmati makanan selezat ini " jawab anak kecil itu. Orang tersebut tersenyum sinis. Setelah selesai makan si anak kecil pulang dengan dibekali sebagian makanan oleh orang tersebut. Hari mulai senja, pesta itu semakin meriah. Tampak anak kecil tadi kembali datang dan meminta sepiring makanan. Salah seorang yang sedari tadi memperhatikan dan merasa aneh kembali menghampiri si anak kecil yang sedang menikmati suapan terakhir di piringnya. Orang itu berkata, “Hei anak kecil, sebelum kamu pulang tunggulah di sini. Aku akan membekalimu daging yang sangat enak”. Kemudian orang tersebut tersenyum sinis dan menuju ke belakang. Dan ia kembali dengan membawa sebuah bingkisan. Diberikanlah bingkisan tersebut kepada si anak kecil. Anak kecil itu pun pulang dengan sumringah. “Sungguh baik hati orang itu.” gumamnya. Ia tak sabar untuk memakan bingkisan tadi, di tengah perjalanan anak kecil itu membuka bingkisan dan memakannya. Ia tampak menikmati benda pemberian orang yang ada dalam pesta tadi. Sesampainya di rumah anak kecil itu masih tampak menggigit dan mengunyah benda itu dengan susah payah. Sang ibu merasa heran dan memperhatikan anaknya. Dalam rasa heran dan penasaran, sang ibu mendekati sang anak. Sang ibu memperhatikan dengan seksama. Sang ibu duduk disamping si anak kecil. “Apa yang kamu makan, Nak?” tanya sang ibu. “Ini daging ibu.” jawab asang anak. “Dari mana kamu mendapatkannya?” kembali sang ibu bertanya “Aku mendapatkannya dari salah seorang yang ada di pesta itu.” Sang ibu meraih benda yang sedari tadi dimakan anaknya. Diamatinya benda itu. Alangkah terkejutnya ternyata benda yang sedari tadi dimakan anaknya adalah getah kulit kayu yang menggumpal. Sang ibu sangat marah. Dihempaskannya benda itu keluar. Tega sekali mereka memperlakukan kamu seperti ini nak. İni sebuah penghinaan yang luar biasa. Ibu tidak terima dengan perlakuan mereka terhadapmu. “Oh, Jubato. Aku sama sekali tidak menyangka mereka begitu kejam terhadap kami yang miskin ini!” Sang ibu merasa sedih dan berlinanglah air matanya membanjiri pipinya. Sedih dan marah berbaur menjadi satu. Hati seorang ibu mana yang tidak sedih melihat anaknya dipermainkan dengan hina. Sang ibu tampak hilir mudik mencari sesuatu sambil berseru,” omeeeengggg, omeeeeng, di manakah kamu.” Rupanya Sang ibu mencari kucing kesayangannya. Dan seckor kucing berbulu indah datang menghampirinya. Diraihnya kucing itu. Dielusnya dengan penuh kasih sayang. Tampak ia melampiaskan rasa kesal, marah dan kesedihannya kepada sang kucing. Sang anak memperhatikan ibunya. Ia merasa bersalah, karena kesedihan dan kemarahan sang ibu berawal dari dirinya. Tiba-tiba kucing itu melompat dari pangkuan sang ibu Kucing itu menggigit sehelai kulit kayu usang yang tersangkut di dinding. Dibawanya menuju sang ibu, Sang ibu heran. “meooong... meoooonggg" kucing itu terus mengeong seperti menghendaki sesuatu. Seperti paham dengan bahasa hewan itu. Sang ibu membentuk kulit kayu Yang sudah usang itu menyerupai pakaian pada zaman itu, kemudian memakaikannya ke tubuh kucing itu. Lalu sang ibu bergegas menuju ke tengah pesta. Semua orang Yang hadir dipesta itu terkejut. Karena tiba-tiba seorang wanita yang tampak kumal dan berpakaian sangat sederhana datang membawa seekor kucing. Dan hadir di tengah-tengah mereka. Apalagi tak lama hadir seorang anak kecil yang tak asing lagi bagi mereka. Anak kecil itu menyongsong wanita itu sambil berseru, “Ibuuuu”. Rasa terkejut yang dialami orang-orang di acara pesta tersebut berubah menjadi tawa yang sangat riuh. Kini perhatian mereka tertuju kepada seekor kucing berbaju kulit kayu seperti manusia. Semua orang yang hadir tertawa terbahak-bahak melihat kucing berbaju. Hal itu tidak pernah mereka lihat sebelumnya. Hahahaha…..!!!, suara gelak tawa tak terbendung. Semua terpingkal-pingkal dan tak sedikit Yang tertawa sampai mengeluarkan air mata saking gelinya. Di tengah pesta dan tawa yang hiruk pikuk. Tiba-tiba terdengar guntur dan petir saling menyambar, Angin kencang merobohkan sebagian tenda di pesta itu dan banyak pohon yang bertumbangan. Energi angin scperti badai yang menyapu alam. Hujan turun bagai air terjun yang siap membanjiri alam. “Darrrr!!!” suara petir dan kilatan menghantam satu persatu orang yang sedang tertawa di pesta itu. Tiba-tiba semuanya menjadi diam membisu, tak lagi ada gelak tawa tak ada lagi terdengar suara musik tradisional khas daerah itu. Tak ada lagi gerak tari gemulai bujang dan gadis yang menghibur orang berpesta, semua diam, seiring berhentinya hujan, guntur dan angin badai. Hening, malam pun semakin sunyi. Hanya titik—titik air hujan yang tersisa. Sebuah batu besar yang merupakan kumpulan orang berpesta teronggok tak bertuan. Batu itu terdapat di lereng bukit. Orang menyebutnya batu Saboh. SELESAI NILAI PENDIDIKAN KARAKTER Dari cerita yang berjudul Batu Saboh, terdapat beberapa nilai pendidikan karakter yang dapat diajarkan dan digunakan dalam pembinaan dan pengembangan pendidikan karakter pada generasi muda saat ini. Nilai pendidikan karakter yang terdapat pada cerita di atas adalah: Sikap saling menghormati, sikap saleh, iman dan takwa, syukur, dapat menghormati sang kewaspadaan, cekatan, empati, rendah hati, mau berbagi, mandiri, kepedulian, saling menyayangi (kasih sayang), bertanggung jawab, keberanian, kehati-hatian, ulet/gigih, teliti, perhatian, daya upaya/usaha, kemanusiaan, inisiatif, kreatif. PESAN MORAL Pesan moral dari cerita tersebut adalah: Manusia harus memiliki rasa syukur atas karunia Tuhan yang maha Esa dan selalu bergantung pada-Nya. Manusia diajarkan untuk mau berbagi, menghargai, menyayangi, saling menghormati, menaruh rasa hormat kepada orangtua dan semua ciptaan Tuhan. Manusia harus menjaga keseimbangan alam dan turut melestarikan lingkungan alam. Manusia harus menjaga adab, adat dan marwah budaya bangsa. Manusia diajarkan untuk selalu bersangka baik, tapi disamping itu harus selalu waspada.