Cerita

Andoro Si Anak Mambang

Sinopsis

Dalam kepercayaan masyarakat Dayak Salako Garantukng Sakawokng, keberadaan anak Mambang sangat penting dalam upacara ritual badukun yang bertujuan untuk menyembuhkan penyakit, mengusir roh jahat, atau menyelesaikan masalah yang disebabkan oleh sihir. Ritual ini dipimpin oleh seorang Pamane (dukun) dan dibantu oleh anak-anak Mambang, yang harus memenuhi syarat tertentu, seperti kemurnian dan kesucian. Andaro dan tujuh temannya merupakan anak-anak Mambang dari Dusun Pakunam yang selalu mendampingi Pamane dalam ritual badukun. Dengan tarian dan mantra, mereka berperan penting dalam menjaga keseimbangan dunia roh dan manusia, serta membantu Pamane menerima pesan dari alam gaib. Ritual badukun juga diadakan untuk berbagai keperluan, termasuk mencari barang yang hilang atau mengantarkan roh keluarga yang telah meninggal agar tenang di alamnya.

cover cerita
Judul Cerita Andoro Si Anak Mambang
Penulis -
Ilustrator -
Penerbit -
Tahun Terbit -
Bahasa -
Umur Pembaca -

Andoro Si Anak Mambang

Menurut kepercayaan masyarakat Dayak Salako Garantukng Sakawokng, dusun Pakunam, kehadiran si anak Mambang sangatlah penting. Hal itu sangat tampak, terutama dalam hal pengobatan nonmedis dan ritual adat badukun. Sejak dahulu, masyarakat Dayak Salako Garantukng Sakawokng apabila mengalami musibah atau mendapat masalah, maka harus mengadakan ritual badukun. Acara itu dipimpin Oleh seorang pamane yaitu dukun kampung atau orang yang dianggap ahli dalam pengobatan tradisional dan memiliki suprenasi tinggi. Pamane dibantu Oleh tujuh anak mambang. Tersebutlah Andaro ngan tujuh ayuknge (seorang gadis dan tujuh orang temannya), gadis-gadis belia dari pakunam. Ia dan kawan-kawannya selalu mendampingi seorang Pamane, setiap diadakan ritual badukun di tempat itu. Anak mambang berasal dari keluarga si pamane dan harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Di antaranya harus Seorang gadis dianggap suci atau masih perawan di mata manusia, awo pamo (Roh-roh leluhur), Roh-roh lain seta Jubato. Acara ritual badukun biasanya diadakan manakala ada masyarakat yang mcngalami suatu pcnyakit, namun tak kunjung sembuh, akibat tcrkena guna-guna atau sihir jahat. Hal itu dilakukan dalam rangka mengusir roh jahat atau tolak bala. Selain itu, masyarakat juga mengadakan ritual badukun jika salah seorang anggota keluarganya ada yang meninggal dunia. Ritual dilaksanakan setelah tiga hari, dan hari ketujuh setelah meninggal (nyarak). Menurut kepercayaan mereka hingga hari keempat puluh, arwah anggota keluarga yang meninggal masih sering pulang ke bantang atau tempat tinggalnya sewaktu hidup. Pada hari ketujuh, biasanya arwah yang bersangkutan akan membawa teman-temannya dari alam subayotn (dunia orang mati). Oleh karena itu, anggota keluarga yang masih hidup dianjurkan untuk mengadakan ritual nyarak (ritual mengantar roh pulang ke alamnya agar tenang) dalam rangka mengusir roh-roh Iain yang mungkin mengancam keselamatan keluarganya yang masih hidup maupun anggota keluarga Iainnya yang sudah menuju Subayot. Untuk menjauhkan dari ancaman roh-roh jahat yang ikut serta roh atau arwah anggota keluarga yang sudah meninggal maka perlu dibuat acara ritual badukun di hari kctiga maupun hari ketujuh (nyarak) untuk orang yang meninggal. Dalam ritual tersebut pamane (dukun kampung) meminta pihak keluarga yang menadakan ritual agar menyiapkan huis (sesaien) seperti ayatn, babi, pulut, beras putih yang diletakan di dalam apar (nampan bulat), daun sirih. tembakau, korek api, daun nipah, kemenyan, betas kuning, tuak, daun juang, lemang, tumpik, mayang pinang. batang pisang dan nyiur.’ Sebelum memulai acara ritual badukun, segala perlengkapan dan persyaratan harus disiapkan dengan lengkap dan serapi mungkin sesuai permintaan sang Pamane. Sang Pamane ditemani oleh tiga sampai tujuh anak mambang. Semua anak mambang mengelilingi buis (sesajen) dan pohon ancak (benda menyerupai pohon yang terbuat dari batang pisang dan mayang pinang). Sang Pamane memberi arahan kepada anak-anak mambang bahwa ritual akan berlangsung. "Hai anak Mambang, acara akan segera kita mulai. Aku akan pergi ke alam lain. Jika sudah lama aku tak kunjung sadar tolong bernyanyi dan menarilah sambil membacakan mantra-mantra." Seluruh anak Mambang mengangguk tanda mengiyakan. Ritual badukun pun dimulai, tampak Pamane komat-kamit membaca mantra dan sepertinya sang Pamane mulai berada di alam lain. Rasanya sudah lama sekali sang pamane belum juga sadarkan diri, Kali ini lampak pingsan, anak Mambang tampak saling bepandangan, Mereka berpikir mungkin ada yang salah dengan syair, tarian atau mantra yang dibacakan. Mereka berusaha berhati-hati mengulangi mantra, syair dan gerakan tarian. Anak Mambang menari sebaik-baiknya sambil menghamburkan beras kuning. Sesekali salah satu di antara mereka menghamburkan beras banyu (beras putih), ratok-rati (padi yang disangrai) yang lain memberi rokok dan beberapa teguk tuak. Pamane seperti sadar dan tampak komat-kamit sambil memejamkan matanya. la tampak bicara dan menyebutkan pesan dari alam gaib tak kasat mata yang harus ditaati oleh semua orang yang hadir di acara tersebut, terutama bagi anggota keluarga atau masyarakat yang mengadakan ritual badukun. Semua pesan yang terucap dari bibir sang Pamane terbukti secara nyata serta dapat disaksikan oleh semua yang hadir. Pada suatu hari, di acara ritual badukun, sang Pamane berpesan bahwa anak gadis pemilik rumah tidak boleh mandi menjelang malam disungai belakang rumah. Namun, mereka lupa dengan pesan sang pamane. Tak lama beberapa hari sang gadis belia membasuh tubuhnya di sungai kecil di belakang rumahnya, tiba-tiba ia melihat gargasi yaitu sosok hitam besar dan berbulu hitam dengan wajah menyeramkan. Malam harinya sang gadis demam tinggi dan setiap hari mengigau bicara tanpa arah, kemudian diadakan lah ritual badukun. Setelah mengadakan ritual badukun dengan berbagai persyaratan, gadis itu pun sembuh seperti sedia kala, Suatu ketika ada salah satu masyarakat yang bernama Nek Boak kehilangan barang yang sangat berharga. Ia tak tau lagi harus mencari ke mana barang berharga tcrscbut. Maka ia mendatangi Pamane untuk mengadakan ritual badukun agar barangnya dapat ditemukan. Kemudian diadakan lah ritual badukun. Acara ritual badukun itu diadakan di rumah Nek Boak atas permintaan Nek Boak. Sebenarnya acara ritual itu bisa diadakan di rumah Pamane. Ritual badukun pun diadakan di rumah Nek Boak. Seperti biasanya Pamane mengatakan bahwa pencurinya tidak jauh dari tempat tinggal orang yang kehilangan tersebut. Dalam jangka waktu beberapa hari pencuri akan mengembalikan barang curiannya. semua orang yang hadir tidak sabar ingin membuktikan pesan dari sang Pamane. Tidak berapa lama tiba-tiba barang berharga milik Nek Boak terbungkus rapi berada di biliknya. Itulah keajaiban dan kehebatan dari sang Pamane yang terkadang sulit diterima akal sehat. Tapi kepercayaan itu sudah turun temurun diyakini oleh sebagian masyarakat. adat Dayak Salako Garantukng Sakawokng. Tcrutama di dusun pakunam. Pada saat ritual berlangsung sebagian masyarakat yang hadir bisa menanyakan perihal yang ingin diketahuinya. Misalnya tentang perjodohan, mendeteksi penyakit medis maupun nonmedis, gangguan roh awo pamo dan lain-lain. Keberhasilan dan pamor sang Pamane tak lepas dari jerih payah anak Mambang. Jasa anak Mambang sangat besar dalam pengadaan ritual badukun dalam masyarakat adat Dayak Salako Garantukng Sakawokng. Oleh karena itu, asal usul Anak Mambang biasanya berasal dari keturunan atau kerabat sang Pamane. Untuk menentukan seseorang menjadi Anak Mambang maka sang Pamane lebih ahli dalam menentukkan dan menobatkan seseorang menjadi anak Mambang secara temurun. Selain berasal dari kerabat atau keturunan sang Pamane, seorang anak yang akan dinobatkan sebagai anak Mambang juga harus seorang yang berperangai baik dan berbudi luhur. Tidak cacat adat (melanggar adat istiadat setempat), Semua itu adalah ketentuan dari roh leluhur maupun Jubato yang selalu terlibat dalam ritual badukun. Karena anak Mambang selain sebagai penari, penyair dan membaca mantra-mantra, peran anak mambang yang utama adalah sebagai penerjcmah bahasa roh kc dalam bahasa manusia. Keahlian, bakat dan kemampuan Andaro nganayuknge sebagai anak Mambang sudah tampak sejak kecil. Diantara mereka, ada yang sudah menampakkan ciri - ciri sebagai anak Mambang sejak dalam kandungan. Tapi ada juga yang baru menampakkan ciri-ciri dan kemampuan maupun bakatnya setelah melewati masa kanak-kanak. Keterampilan menari dan menyanyi, dari semua anak-anak Mambang perlu dilatih. Hal itu dikarenakan, agar pada saat Si anak Mambang terlibat dalam acara ritual badukun, mereka sudah mahir. Dalam melatih dan mengasah kemampuan supranatural anak Mambang tidaklah sulit. Karena mayoritas diantara mereka memang sudah memiliki bakat alami yang diberikan oleh Jubato. Dari hasil kegiatan acara ritual badukun, jika Sang Pamane mengatakan hasilnya sesuai keinginan dan harapan maka Sang pamane akan mengatakannya. Sebaliknya jika Sang Pamane tidak sanggup menyelesaikan masalah yang diharapkan si tuan rumah atau orang yang mengadakan ritual badukun, maka Sang Pamane akan mengatakan dengan jujur dan berterus terang bahwa ia tidak sanggup untuk melakukan ritual tersebut, Jika tetap dipaksakan juga, maka akan menimbulkan celaka baik bagi tuan rumah maupun Sang Pamane sendiri. Contohnya seorang yang sudah meninggal tak mungkin bisa dihidupkan kembali. Kecuali penyebab meninggalnya dikarenakan sengaja dibuat Olch manusia melalui kekuatan roh halus. Kekuatan dan motivasi Pamane dalam ritual badukun juga tergantung kepada anak mambang. Semakin bersemangatnya anak mambang dalam menari dan melantunkan syair, nyanyian maupun mantra, maka semakin kuat dan semakin termotivasi pula sang Pamane dalam mengetahui masalah tuan rumah maupun orang - orang yang hadir untuk ingin mengetahui berbagai hal. Tarian anak mambang sangat indah dan dapat memukau semua orang yang hadir di acara ritual badukun tersebut. Seorang anak mambang biasanya memiliki aura yang berbeda dengan anak-anak Iain seusianya. Karena keelokan dan keindahan tarian anak manlbang, banyak orang yang terpukau dan seolah terhipnotis oleh kepiawaian anak mambang. Oleh karenanya tak jarang seusai acara ritual banyak masyarakat yang ingin dihibur dengan tarian-tarian anak mambang yang elok dan santun. Bahkan ada juga yang memberi hadiah berupa uang, pakaian dan barang-barang berharga. Ada juga sebagian masyarakat yang meminta air lawar (istilah untuk air yang diyakini bertuah) untuk berbagai keperluan sesuai keyakinan terhadap fungsinya. Hingga kini sebagian masyarakat dayak di Binuo Garantukng Sakawokng Andaro si anak Mambang.